Thursday, November 8, 2012

Medan ( Berastagi ) Day 2 of 3


Melanjuti hari ke-2 kami di wilayah Sumatra Utara, tepatnya sekarang kami berada di Pulau Samosir, pulau yang terkenal akan Danau Toba.
Untuk cerita sebelumnya bisa dilihat disini

Rute Hari ke-2 ( Medan to Brastagi ):

- Simanindo Museum  
- Si Debuk-debuk
- Tele
- Taman Wisata Iman Simaninjo
- Sipiso - piso
- Brastagi 
- Gundaling
- Taman Alam Lumbini
- Ucok Durian

If u dont mind pls read my review here.. ( 'o',) thanks...
Setelah nikmat nya tidur semalam, karena hujan juga udara jadi cukup sejuk tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 06.30 - saat nya bersiap-siap.
Karena seperti biasa mandi saya yang paling lama - jadi nya saya selalu dapat giliran mandi paling akhir, dan ditinggal untuk sarapan (takut keabisan).
Jam 08.00 saya pun siap, ternyata sarapan ditempat ini, hanya mnyebutkan nomer kamar dan pilihan menu nya sudah dijatah dengan pilihan nasi goreng atau mie goreng, so pasti aman tidak akan kehabisan :)

Agar variasi, akhirnya kami memilih 2 nasi goreng, dan 1 mie goreng..
Benar kata teman saya.. Masakan hotel ternyata tidak terlalu enak, menurut saya agak terasa aneh dan hambar, so far dari menu yang saya coba better pilih nasi goreng nya, dikarenakan telor nya 1 bulet, kalau mie nya sangat tidak jelas hahaha..
- Sarapan Pagi @Samosir Villa -

Seusai sarapan ternyata si Osh udah searching pagi-pagi (dia bangun paling cepat, dan sempet-sempet nya moto-moto di pagi hari), tetapi bangun pagi nya dia tidak sia-sia, dia menemukan peta dari reseptionis hotel yang mengatakan ada jalan alternatif lain untuk kearah Berastagi - alias jalan tembus lewat darat, so.. kami tidak usah menaiki kapal seperti berangkat kemarin.
- Map of Samosir Island -


Berbagai pertimbangan kami diskusikan, dari jalur-jalur yang ditempuh dan lainnya, ternyata yang menjadi masalah utama hanya bensinnya (karena dari rental sudah dijatah), jika lewat darat so pasti jarak tempuh akan semakin jauh, positif nya: akan banyak pemandangan yang bisa kita lihat - dan berbeda dari kemarin.

Mengenai driver juga harus dibicarakan, apa beliau tahu jalannya? dan lain sebagainya, untungnya bang Nasution cukup pengertian, beliau setuju untuk lewat jalur mana pun. Beliau ini highly recommended menurut saya, karena si abang bawa mobilnya oke punya, walau cepat, penuh perhitungan dan mantabs de.. tanya punya tanya, ternyata si abang memang SIM nya B12, wah sudah kelas kakap.

Untuk bensin akhirnya kami yang harus menambahkan, karena dari pihak rental tidak menyarankan lewat sana, ya dihitung-hitung sama saja biaya naik kapal Rp. 95.000,- digantikan untuk bensin - worth kq.

Setelah berdiskusi dan beres-beres kamar, sekitar jam 09.00 kami pun meninggalkan hotel, perjalanan kami melewati Ambarita – Simanindo,  perjalanan kami melewati hutan-hutan dikanan kiri nya, jalanan yang berkelok-kelok, si abang takut kalau kita pada gak kuat jalan seperti ini, tetapi saya malah sangat menikmatinya.

Di jalan kami melewati hotel yang cukup besar di pinggir Danau Toba, atap nya berwarna biru terang – besar tampak nya, dari yang saya lihat seperti nya hotel ini oke juga, namanya : Sanggam Resort Hotel – Ambarita <-- i="i" to="to" try.="try." worth="worth">

For info, kalau pas bulan November setiap tahunnya – ditempat ini selalu diadakan perayaan festival Danau Toba, dan menurut Bang Nasu acara ini selalu ramai, mulai dari lomba perahu, dan tari-tarian.
So, kalau kalian datang pada bulan tersebut, hati-hati saja kehabisan hotel ( better untuk booking terlebih dahulu).
Walaupun pada nyata nya disepanjang pinggiran Danau Toba ini mayoritas semua dibangun untuk hotel dan resort, katanya tetap saja banyakan full booked! keren ya.. ~ jadi penasaran...

Dan Akhirnya kami pun tiba di Simanindo – disini kami mencoba mampir ke Museum Huta Bolon Simanindo, selain bisa melihat barang-barang suku adat jaman dahulu, kita juga bisa melihat tarian Tortor, dan Sigale-gale ~ kebetulan sekali acara tidak lama lagi akan berlangsung, sebelum itu kami pun masih sempat untuk ber foto-foto sekitar museum dan jalanan arah Danau. ( kembali berfoto romantis dengan moo.. hehe )

- Museum Hutabolon - Bontean - Me & gebetan =P - Gajebo ha3x -
Dari pelabuhan Tomok kemarin ternyata ada juga ferry yang bisa mengantar kita untuk langsung ketempat ini, dan setelah acara pastinya akan dijemput kembali. (sama seperti dari pelabuhan Tomok untuk akses langsung ke Hotel kisaran pinggir Danau Toba – Carolina & Samosir Village termasuk)

The Old Village - Batak's Traditional Dance Performance
Mon - Sat : I. 10.30 am, II. 11.45 am
Sun : 11.45 am

Acara tarian pun berlangsung ramai, mayoritas 70% penonton adalah wisatawan asing.

Disini akan ditampilkan 11 macam tarian, diantaranya tarian adat memotong hewan kurban (hewan yang digunakan adalah kerbau, tetapi diacara ini si kerbau tidak dipotong beneran =P), lalu ada tarian adat memanggil roh nenek moyang, melamar istri, dan terakhir adalah tarian sigale-gale.
Di bagian penghujung akhir ada tarian yang mengajak para penonton nya untuk ikut menarikan tarian ini, dan saya ikut didalamnya, tidak banyak sich yang mau ikutan, saya pikir seru saja bisa sekalian menarikan bersama-sama tarian adat ini ^^ ( ternyata tidak susah kq, hanya beberapa gerakan dan selesai YAY..!!) – special thanks to osh yang sudah mau mendokumentasi kan pengalaman saya ini hehehe..

Tarian berlansung hingga sekitar pukul 11.30, dan kami siap meneruskan perjalanan ini.
Saat nya mulai panik mencari bensin.. hehe..

Di pulau ini paling susah untuk mencari apa pun, ketika kami menemukan pom bensin, ternyata bensin nya yang tidak ada – ternyata memang sudah di borong oleh penduduk setempat untuk di jual kembali, disini saya baru menyadari untung nya di Jakarta tidak boleh nama nya memborong bensin, ini toh maksudnya.
Akhirnya bensin kami beli dari penadah di jalanan biasa, harganya pun naik menjadi Rp. 6.000/ liter, dan kami hanya mengisi 5 liter saja dahulu.
Dijalan kami melewati SiDebuk-Debuk, daerah yang dialiri oleh air panas langsung dari gunung, maka dari itu banyak sekali tempat disini yang menawarkan Hot Spring nya, mauuuu sich.. tapi udah siang – panas pula – pake hot spring weeew.. ogah d.. maybe next time wkkwkww..
Berjalan lagi dengan nama tempat Panguguran, daerah ini cukup seram karena jalannan nya yang cenderung kecil dan sempit, ditambah kanan-kiri jalannya yang terdapat bebatu-an terjal yang sewaktu-waktu bisa saja jatuh karena longsorr.. ugghh.. membayangkannya saja saya sudah ngeri, menurut info si Abang, dulu Jendral Raja Guguk meninggal di tempat ini diakibatkan longsor tersebut.
Dari Panguguran kami melintasi TELE, tempat ini adalah menara tertinggi di pulau Samosir, karena yang kita lalui adalah pegunungan, sudah di gunung yang tinggi, ditambah menara 4 tinggat, jadi saat kita berada diatas menara ini adalah puncak tertinggi di pulau Samosir.

Tele bukan suatu menara besar yang mewah keren kayak Eifel ya :P menara ini terlihat tidak teralalu terawat, dan memang kecil, biaya menaiki dan foto-foto puas ditempat ini Rp. 2.000/orang. Di dalam menara banyak sekali sejenis kupu-kupu berbentuk aneh. Aneh mungkin karena saya baru pernah liad kali ya :P Pemandangan disini sangat menawan.

Dari Tele, kami kembali melintasi kebun, tanah, hutan, dan peternakan kuda, sayangnya kuda tersebut tampat jauh sedang merumput, jadi kami tidak bisa foto-foto kesana dech.
Ditempat ini banyak sekali pohon penghasil kertas, pohon nya tinggi-kurus namanya pohon Eucalyptus - hasil googling hehehe..

Jam 2 siang kami sampai juga di  Taman Wisata Iman, tempat ini cukup besar, dan luas, kalau berjalan sampai ujung kalian akan menemukan gua Maria yang cukup besar, dan replica bukit Golgota.
Taman Wisata Iman - Sitinjo
Rp. 5.000/orang, dan mobil Rp. 5.000,-


Dtempat ini juga sama gersangnya, jarang sekali ditemui tempat makan yang menarik, bahkan untuk mencari minuman dingin seperti aqua dingin pun tidak ada.. aww awww.. kami kehausan..
Jam 3 kami sampai juga akhirnya di Piso-Piso, ditempat ini cukup menjanjikan, karena banyak juga pedagang-pedagang yang berjualan makanan dan minuman.
Karena terburu-buru, kami foto-foto terlebih dahulu air terjun yang cukup fenomenal di Sumatra Utara ini :P

Air Terjun Sipiso Piso - Tongging
Rp. 4.000/orang, dan mobil Rp. 5.000,-

Kami memang tidak merencanakan untuk turun ke air terjun tersebut, karena perjalanan pasti nya cukup berat dan memakan waktu cukup lama (sayang nya kita hanya pergi 3hari 2 malam – tidak akan sempat untuk ini), dan menurut si Abang, perjalanan ke kaki air terjun pada saat turun tentu nya cepat dan tidak lelah, akan tetapi naik nya :D hehehe – nyengir kuda d.. hahaha.. – dibutuhkan stamina tingkat ekstra.


Seusai foto sana-i, kami memutuskan untuk segera mengisi perut, tempat makan nya seperti kios warteg pinggir jalan, tapi saya suka tempat ini, wong sudah lapar – apa pun masuk lah, kembali saya memesan nasi bungkus, dan yang lainnya soto, untuk makanan jangan mengharapkan sesuatu yang enak dan wow.. makanan disini biasa aja, dan menurut saya malah kurang enak :6 tetapi pemandangan gunung dan lainnya membuat kita kagum akan sang pencipta.
Perjalan panjang kembali ditempuh, tidak terasa sudah jam setengah 6 sore, waduch sudah agak gelap menjelang malam, akhirnya kami pun bergegas menuju Berastagi, di kota ini terkenal akan sayur mayur nya, sehingga sampai dibuat tugu persimpangan jalan yang di lambangkan dengan bentuk sebuah sayur ‘KOL’ dan nama jalannya pun menjadi persimpangan kol :P hahahhaah.. unik ya..
- Berastagi -



Tak jauh dari sini pun kita akan melewati pasar buah yang terkenal yakni Gundaling, untuk yang mau jalan-jalan dengan menaiki kuda pun bisa, hanya Rp. 30.000 per 1 putaran.

Disini juga terkenal akan BPK – Babi Panggang Karo, hmmpp.. terdengar menarik :9 sayangnya, kami tidak sempat mampir untuk membelinya.. hiks2.. menyesal hingga Jakarta nich.. wkwkwk..
Di Berastagi nya, kami melihat pemandangan kota menjelang malam, banyak sekali lampu-lampu dari kota, pemandangan ini mirip ketika kita berada di puncak nya kota Bandung.
Cepat-Kilat, kami pun segera turun untuk kembali ke kota Medan, diperjalanan kami melewati hotel Miki Holidae (worth – next kalau saya ke Berastagi better untuk menginap semalam disini) sayangnya saya sudah terlanjur pesan dan bayar untuk hotel di daerah kota Medan, jadinya saya agak sedih tidak bisa menikmati lebih lama pemandangan kota ini.
Dijalan kami juga melewati Penetapan,  tempat ini biasa dipinggir jalan banyak yang menjual jagung, dan kalau siang hari banyak juga monyet yang berkeliaran disini, tetapi jangan khawatir, monyet nya bukan monyet bandel, mereka baik,sopan, dan ramah hehehe.. Jika jagung kalian tidak habis, berikan lah pada monyet-monyet ini, dan mereka akan makan dengan lucu nya ;)
Sebelum turun terlalu jauh, kami berniat untuk mengunjungi Taman Alam Lumbini, awal nya saya mengira ini taman, ternyata seperti bangunan vihara di Thailand, besar dan mewah! Warna emas nya kiclong banget, sayang nya kami hanya bisa melihat dari depannya saja, dikarenakan kalau untuk sekedar melihat dan foto-foto hanya sampai jam 5 sore, sedangkan sampai jam 8 hanya untuk yang berdoa/sembayang.

- Taman Alam Lumbini -
Jam 8 tepat kami melewati jembatan samba’e, jembatan yang terkenal akan air kali nya, walaupun air kali, banyak warga yang memanfaatkan tempat ini sebagai tempat wisata mandi air hehehe.. Mungkin jernih kali ya :P
Jam 8.45 kami benar-benar sudah berada di kota medan, puff perjalanan panjang yang penuh perjuangan, karena jalanan dari Berastagi tadi mirip jalanan puncak, dua arah tetapi tiap arah hanya bisa untuk 1 mobil, dan untungnya si Abang pintar bawa nya, bisa nyelip-nyelip gtu dech wkwkwkw..
Jam 9 kami melewati tempat yang terkenal akan duriannya, namanya Ucok Durian, awal nya si Osh takud kalau makan duren malem-malem, dia takud kolestrol nya naik, tapi wong tempat ini bukanya mulai sore ke malem, kalau pagi buka sich, tetapi tidak disediakan tempat untuk makannya, jadi hanya dibawa pulang saja, dan wow! Tempat ini RAMEEE bangetZZZ..

- Ucok Durian -
Setiap duren dihargai Rp. 25.000 – 35.000/buah, tergantung besar-kecilnya, enak nya ditempat ini, jika duren yang kita coba kita rasa tidak enak, makan boleh saja dipulangkan dan ditukar.
Duren Medan memang terkenal, tidak besar memang tetapi manis dan mantabs.. Kami makan 4 buah saat itu, ya masing-masing 1 buah dech :P

Hilaf mau lagi tapi sedikit terasa tenggorokan yang kurang enak, so udah dlu d.. makan durennya dilanjut di Jakarta saja.
Och ya hati-hati guys, entah ini unsur penipuan/ketidak sengajaan?! – saat kami ingin membayar duren yang kami makan, mereka bilang kalau kita makan 6 buah! Wew! Gimana bisa 6? Ya memang susah sich kulit yang dikumpulkan langsung diangkat begitu saja, dan karena saya yakin BANGET saya makan 4 ya gak mau tau! Nge'yel-nge'yel an dech.. Waduchh ribet juga ya.. ( So becarefull )

Jam 10 malam kami tiba di hotel yang telah kami booked dari Jakarta, yakni Grand Sakura Hotel, awal nya kami memesan hotel ini, sudah pasrah d, mau seperti apa hotel nya, cz harganya memang murah RP. 350.000/malam, bayangan saya hotel nya tidak besar dan seperti ruko ( keingetan sama hotel-hotel yang ada di Singapore).

Ketika mobil saya sampai depan hotel, saya agak kaget sedikit sich, wah ternyata hotel nya besar dan bagus, pelayan front office nya pun ramah.

- Executive Room | Grand Sakura Hotel -
Hoki nya, saat saya meminta untuk ranjang yang king size, mereka bilang untuk bookingan saya di kamar Superior memang Queen bed dan King nya memang terbatas, karena demikian, akhirnya tidak lama kemudian ternyata kamar saya pun di upgrade menjadi Executive room, kyaaa naik 2 tingkat dech :P senang.. senang.. senang.. \('0', )/
Didalam ruangan kami lengkap dan luas sekali ( 40 s.q), dengan 2 ranjang queen size yang dapat disatukan, wah lumayan perfecto rasanya, hanya incident kamar mandi selalu terjadi pada saya - lubang air pada ruangan shower pun macet sehingga air banyak menggenang ~ untung saja, osh tidak kehilangan ide, terpaksa penutuh lubang dibuka menggunakan garpu =P aman dechh.. puffff….
Och y, sayang nya diruangan saya koneksi wifi tidak bagus, sinyal kurang, dan pada saat saya menelpon ke operator bawah untuk menanyakan password wifi, telp disambungkan ke nomor lain, setelah saya menunggu lama, ternyata……. ‘tutttt….tuttt…tuttt…’ telp terputus OMG, setelah itu saya malas, dan terpaksa menggunakan indosat untuk browsing and check email. – lepas landasssss.. :D

No comments:

Post a Comment

M